A. Konsep
Mikroevolusi
Mikroevolusi
adalah perubahan pada frekuensi dari alel yang berbeda pada suatu populasi dar
generasi ke generasi. Mikroevolusi dapat menentukan keduanya keamanan maupun
efisiensi dari control biologi. Mikroevolusi atau Evolusi Mikro juga dapat diartikan
sebagai proses biologi skala kecil yang mencakup sebagian kecil atau beberapa
spesies yang terjadi di dalam suatu ekosistem dengan waktu yang relatif cepat
(Area berwarna biru pada Gambar 1).

Gambar
1. Biologi Evolusi Mikro (Berkeley)

Gambar 2. Keanekaragaman Burung Finch
Genetika populasi
adalah cabang biologi yang memberikan struktur matematis kajian proses
mikroevolusi. Genetika ekologi berfokus pada peristiwa mikroevolusi di
lingkungan liar. Umumnya evolusi yang terpantau adalah contoh mikroevolusi,
misalnya bakteri yang mendapatkan resistansi antibiotik.
Mikroevolusi dapat dikontraskan dengan makroevolusi, yang merupakan peristiwa terjadinya perubahan skala besar pada frekuensi gen dalam suatu populasi selama periode geologis yang panjang. Perbedaan ini pada dasarnya hanya berbeda pada pendekatan yang dilakukan saja. Mikroevolusi bersifat reduksionis, sedangkan makroevolusi bersifat holistik.
Mikroevolusi dapat dikontraskan dengan makroevolusi, yang merupakan peristiwa terjadinya perubahan skala besar pada frekuensi gen dalam suatu populasi selama periode geologis yang panjang. Perbedaan ini pada dasarnya hanya berbeda pada pendekatan yang dilakukan saja. Mikroevolusi bersifat reduksionis, sedangkan makroevolusi bersifat holistik.
Ilmuan mempelajari evolusi dalam dua
tingkatan populasi. Evolusi mikro terdiri dari perubahan genetik kecil
yang terjadi dalam beberapa generasi. Evolusi makro adalah pola
perubahan yang lebih luas dalam ribuan generasi sehingga terbentuk spesies
baru. Kedua tingkatan evolusi ini menyebabkan populasi dan spesies berubah
seiring waktu.
Perubahan evolusi memiliki dua
model. Gradualisme adalah model perubahan yang terjadi lambat dengan
laju yang tetap. Keseimbangan dipertepat (punctuated equilibrium)
merupakan perubahan cepat dalam tempo singkat yang menginterupsi perubahan
kecil yang terjadi dalam waktu yang lama. Evolusi kehidupan di planet ini
terjadi baik secara gradual maupun dipertepat.
B. Evolusi
Primer
Evolusi didefinisikan
sebagai perubahan dari waktu ke waktu dari proporsi suatu organism individu yang
secara genetic berbeda di satu atau lebih sifat (Futuyma, 1998), atau dari
mikroevolusi secara perspektif, perubahan yang terjadi adalah perubahan
komposisi genetic dari suatu populasi (Haryl dan Clark, 1989).Konsep
yang salah adalah dasar dari mutasi baru atau rekombinasi dari perubahan
evolusi. Selama variasi genetic masih ada, adaptif dan evolusi netral dapat
terjadi tanpa mutasi. Empat proses utama yang dapat menyebabkan evolusi:
mutasi, penyimpangan genetika, seleksi, dan aliran gen.
a. Mutasi
Mutasi
adalah perubahan dasar dari semua variasi genetika. Sebelum terjadi
perkembangan dari genetika molekuler, mutasi telah diidentifikasi dari efek
fenotip yang muncul. Sekarang ini, tipe mutasi telah didefinisikan lebih secara
luas sebagai dasar dari perubahan DNA. Mutasi DNA terdiri dari mutasi poin
dimana satu pasang basa telah bersubstitusi dengan yang lainnya, dan insersi
serta delesi dimana satu atau lebih DNA telah dimasukkan atau dihapus dari
sebuah rangkaian DNA. Rekombinasi antara rangkaian
DNA juga akan menyebabkan kombinasi dari rangkaiannya. Rekombinasi bkanlah
mutasi yang telah diketahui pada level molekuler, bagaimanapun juga rekombinasi
dapat memberika efek terhadap fenotipnya yang mungkin ditafsirkan sebagai
mutasi. Mutasi dapat menambah kesaksian atau bukti meskipun jarang:
kebanyakan mutasi adalah penghapusan efek dengan sangat sedikit proporsi
sebagai suatu keuntungan. Perubahan genetika terjadi secara spontan dalam suatu
genom. Satu-satunya kekuatan dalam evolusi dalam pengenalan variasi genetika
baru dalam suatu spesies. Mutasi jugaa terjadi dengan satu-satunya mekanisme
dari mikroevolusi yang dapat bergenerasi dari dalam.mayoritas yang sangat luas
dari mutasi yang dikode untuk beberapa ciri-ciri fenotip dihapuskan, dan
beberapa tidak dapat bertahan. Mutasi terjadi antar generasi. Sebagai satu-satunya sumber variasi baru, mutasi
adalah gaya evolusi yang kuat. Tanpa mutasi, hanya mungkin menjadikan satu
sifat lebih umum atau lebih sedikit. Mutasi hitam memungkinkan ngengat hitam
atau belalang hitam bertahan hidup dalam lingkungan berbeda setelah mereka
kehilangan lumut atau rumput kamuflasenya.
Contoh
lainnya: rusa dalam suatu populasi dari keseluruhannya rusa coklat mempunyai
mutasi yang dominan untuk bulu yang agouti. Semua dari keturunannya mempunyai
bulu yang agouti juga
b. Penyimpangan
Genetika
Penyimpangan
genetika adalah perubahan di dalam frekuensi dari alel dalam suatu populasi
dalam kaitan untuk mengacak efek dari sample. Penyimpangan genetika menurunkan
variasi dalam suatu populasi dan dapat menambah perbedaan antar populasi
sebagai alternative alel yang telah berfiksasi atau hilang. Taksiran pada alel
mana yang difiksasi atau hilang tergantung pada seberapa kuat keefektifan dari
suatu ukurang populasi. Dalam populasi yang kecil, perubahan sample efek bahwa
perubahan genetic lebih luas proporsional pengaruhnya pada generasi selanjutnya
pada populasi yang luas. Penyimpangan genetika juga merupakan elemen acak dari
evolusi. Efeknya dari factor ekstrinsik (seperti lingkungan abiotik yang tidak
diprediksikan atau tidak teratur) yang mempunyai suatu populasi-populasi.
Penyimpangan genetika terjadi antar generasi.
c. Seleksi
Alam
Seleksi adalah sebuah kelangsungan hidup yang semakin
maju dan reproduksi dari fenotip, dan adalah suatu tipe proses yang mengarah
kepada suatu adaptasi. Pentingnya seleksi dalam populasi natural sangat
bervariasi, namun dapat menjadi sesuatu yang sangat kuat. (Endler, 1986). Kekuatan dari seleksi
alam ini dapat dipastikan dengan membandingkan kenyataan dari ciri-ciri fenotip
atau dengan menaksir hubungan antara kenyataan dan fenotip-fenotip berikutnya
yang muncul. Untuk situasi seleksi menaksir aksi seleksi bsuatu ciri-ciri
khusus, sedangkan perubahan seleksi menaksir keduanya seleksi langsung pada
aksi ciri-ciri dan seleksi tidak langsung pada ciri-ciri yang berhubungan. Seleksi terjadi pada fenotip, bukan genotip, dan ini hanya
terjadi yang mengarah terhadap evolusi yang adaptif ketika ada basis genetika
untuk membedakan antar fenotip. Ketika seleksi alam terjadi antar lingkungan,
populasi mungkin akan beradaptasi pada lingkungan sekitarnya (local
adaptation), seperti individu itu sendiri dalam suatu populasi yang memiliki
bukti nyata dalam lingkungan aslinya daripada lingkungan alteratifnya. Seperti
yang telah didiskusikan di atas, adaptasi local mempunyai fungsi yang penting
dalam peran afisiensi dan keamanan dari control biologi. Prosesnya yang
ada dalam berbagai variasi dalam populasi, dimulai dengan suatu mutasi, aliran
gen, ataupun penyimpangan genetika diperhalus. Individu dengan fenotip-fenotip
yang tidak cocok dengan lingkungannya ( contohnya: menghalangi mereka dari
perburuan atau dari pencarian pasangan) tidak akan menyampaikan gen mereka pada
generasi selanjutnya. Seleksi dapat menciptakan suatu adaptasi.
Seleksi alam juga merupakan pengadaptasian mahluk hidup pada
lingkungan mereka lewat menyingkirkan sejumlah sifat sementara mendukung sifat lainnya.
Seleksi alam berdasarkan pada empat prinsip utama:
1.
Semua
spesies menghasilkan lebih banyak keturunan daripada yang dapat didukung oleh
lingkungan, membatasi sumberdaya.
2.
Semua
populasi beraneka ragam secara internal; tidak ada dua individual yang mutlak
sama.
3.
Lebih
banyak individu yang ada daripada yang dapat bertahan hidup. Mereka berjuang
memperebutkan sumberdaya – mereka yang memiliki manfaat yang diwariskan
berhasil bertahan hidup.
4.
Individu
menurunkan manfaat ini ke keturunannya.
Belalang kerdil adalah contoh yang bagus untuk proses seleksi alam. Belalang ini hidup di padang rumput yang hijau. Sifat warna atau gen mereka memiliki dua alel: hijau dan hitam. Karena belalang kerdil dengan alel hijau menyatu dengan lingkungannya dan tersembunyi dari burung predator, burung lebih sering memakan belalang hitam. Dengan demikian, belalang hijau bertahan hidup dan menghasilkan banyak keturunan daripada belalang hitam. Namun hijau tidak selalu menjadi alel terbaik: saat terjadi kebakaran padang rumput, belalang hitam memiliki keunggulan dan frekuensi alel hitam menjadi lebih umum.
Belalang kerdil adalah contoh yang bagus untuk proses seleksi alam. Belalang ini hidup di padang rumput yang hijau. Sifat warna atau gen mereka memiliki dua alel: hijau dan hitam. Karena belalang kerdil dengan alel hijau menyatu dengan lingkungannya dan tersembunyi dari burung predator, burung lebih sering memakan belalang hitam. Dengan demikian, belalang hijau bertahan hidup dan menghasilkan banyak keturunan daripada belalang hitam. Namun hijau tidak selalu menjadi alel terbaik: saat terjadi kebakaran padang rumput, belalang hitam memiliki keunggulan dan frekuensi alel hitam menjadi lebih umum.
Belalang
kerdil hijau Belalang
kerdil hitam
Contoh lain seleksi alam yang lebih sering digunakan adalah ngengat berbintik yang memiliki alel putih dan hitam. Ngengat berbintik hidup di kulit kayu berwarna putih karena lumut. Karena ngengat putih lebih menyatu dengan lingkungan, maka ngengat hitam lebih sering dimakan oleh elang. Ngengat putih memiliki banyak keturunan karena lebih bertahan hidup. Namun ketika terjadi polusi udara yang membunuh lumut, kulit kayu menjadi berubah hitam. Kali ini, ngengat putih lebih mudah dilihat oleh elang dan mereka pun dimangsa lebih sering. Ngengat hitam beruntung dan berkembang biak lebih banyak.
Contoh lain seleksi alam yang lebih sering digunakan adalah ngengat berbintik yang memiliki alel putih dan hitam. Ngengat berbintik hidup di kulit kayu berwarna putih karena lumut. Karena ngengat putih lebih menyatu dengan lingkungan, maka ngengat hitam lebih sering dimakan oleh elang. Ngengat putih memiliki banyak keturunan karena lebih bertahan hidup. Namun ketika terjadi polusi udara yang membunuh lumut, kulit kayu menjadi berubah hitam. Kali ini, ngengat putih lebih mudah dilihat oleh elang dan mereka pun dimangsa lebih sering. Ngengat hitam beruntung dan berkembang biak lebih banyak.
Contoh
lainnya populasi lain dari rusa, yang memiliki bulu agouti dan bulu coklat pada
setiap individunya, hidup dalam habitat dengan banyak sekali rumput yang tinggi
dan dengan memiliki bulu agouti membuat mereka lebih terlihat samar. Bulu
coklat lebih jelas terlihat dari predator dan individu yang berbulu coklat
lebih mudah untuk dimakan. Dalam situasi ini, indivisu yang berbulu agouti
lebih mudah beradaptasi dalam lingkungannya. Hasil yang sama namun prosesnya
berbeda.
d. Aliran
Gen
Aliran
gen adalah suatu pertukaran gen yang terjadi dalam suatu populasi. Homogenesis
dari aliran gen suatu populasi melalui mempertahankan secara genetika yang sama
antara satu dengan yang lainnya. Dengan tidak ataupun dengan minimalnya aliran
genpopulasi dapat berbeda satu dengan yang lainnya melalui mutasi, aliran
genetika dan/atau seleksi. Aliran gen juga dapat berupa keuatan kreatif dengan
membawa alel-alel baru ke dalam suatu populasi (Lenormand, 2002: Slatkin,
1987). Perkiraan dari aliran gen ini dapat dipergunakan untuk mendeskrepsikan
perbedaan genetic dari suatu populasi sebaik mungkin untuk menduga nilai dari
migrasi dalam populasi-populasi dalam masa yang lama (Roderick, 1996).
Baru-baru ini kemajuan dicapai berdasarkan pendekatan pada tes tugas dan
pendekatan Bayesian dapat digunakan untuk memperkirakan untuk lebih dari
perubahan yang terjadi pada individu-individu (Davies et al. , 1999; Roderick,
2004). Perkiraan nilai dari perpindahan dari data pada aliran gen pada range
native yang dapat membantu dalam perencanaan dan implementasi dari control
biological. Apabila perubahannya tinggi, kemudian setiap satu pelepasan mungkin
akan cukup untuk menutupi suatu daerah yang luas, sedangkan apabila
perubahannya rendah makan distribusi ulang yang cepat diperlukan. Perubahan
dari populasi dari perpindahan individu masuk (imigrasi) dan keluar (emigrasi)
dari populasinya. Aliran gen in terjadi dalam generasi. Contohnya: beberapa
individu di dalam populasi dari tempat hidup kelompok rusa dekat dengan Mt.
Rainier ingin untuk lebih dekat dengan makanannya, sehingga mereka bermigrasi
ke St. Helens. Dengan migrasi ini, mereka mengubah populasi yang mereka
tinggalkan dan yang mereka datangi. Apabla sekelompok yang ditinggalkan ini
lebih pintar, maka mereka akan mengikuti kawanannya untuk pindah.

Apungan genetik memiliki dua kasus khusus: efek pendiri dan penyempitan leher botol.
·
Efek
pendiri terjadi ketika sebuah populasi kecil membangun koloni baru dan kawin
dengan sesamanya; alel yang ada dalam jumlah kecil dalam populasi induk
meningkat pada populasi baru. Sindrom Ellis van Creveld yang langka memiliki
frekuensi yang jauh lebih tinggi (1 dalam 14) di penduduk Amish di Lancaster
County daripada dalam populasi induknya (1 dalam 400) karena efek ini.
·
Penyempitan
leher botol terjadi saat sejumlah besar individu mati dan populasi harus
membangun kembali dirinya dari basis genetik yang jauh lebih kecil dari
sebelumnya; populasi yang baru akan menunjukkan sedikit sekali variasi genetik.
Harimau Siberia, yang jumlahnya menurun karena perburuan, menghadapi kepunahan
karena alasan ini.
C. Perkembangan Mikroevolusi
Kenyataannya, saat ini bahkan para pakar evolusionis
pun menerima bahwa variasi yang mereka sebut "evolusi mikro" tidak
bisa membawa kepada terbentuknya kelompok baru makhluk hidup—dengan kata lain,
kepada "evolusi makro". Pada artikel tahun 1996 dalam Jurnal
terkemuka Developmental Biology, ahli biologi evolusi S.F. Gilbert, J.M. Optiz,
dan R.A. Raff menjelaskan permasalahan ini sebagai berikut: Paruh-paruh
kutilang (finch) yang diamati Darwin di Kepulauan Galapagos dan disangkanya
sebagai petunjuk bagi teorinya, sebenarnya sebuah contoh keanekaragaman
genetis, bukan petunjuk evolusi makro.
Teori Sintesa Modern adalah pencapaian yang mengagumkan.
Akan tetapi, dimulai sejak tahun 1970-an, banyak ahli biologi mulai
mempertanyakan kelengkapan informasi ini dalam menjelaskan evolusi. Genetika
mungkin memadai untuk menjelaskan evolusi mikro, tetapi perubahan melalui
evolusi mikro pada frekuensi gen tidak terlihat mampu merubah reptilia menjadi
mamalia atau untuk merubah ikan menjadi amfibia. Evolusi mikro melihat pada
penyesuaian diri yang berhubungan dengan kelangsungan hidup spesies yang paling
cocok, bukan kemunculan yang paling cocok. Seperti yang dikatakan Goodwin,
"asal usul spesies permasalahan Darwin tetap tidak terpecahkan."
Meskipun paleontologi masih belum mampu menunjukkan
bentuk-bentuk peralihan perlu membela's teori Darwin, para pendukung sintesis
evolusi modern diterima sebagai salah satu prinsip dasar usulan tersebut bahwa
evolusi semua yang terbaik dijelaskan oleh ekstrapolasi sederhana dari mikro
sampai makro-evolusi . Banyak ahli biologi evolusi modern sekarang menegaskan
makroevolusi yang merupakan hasil dari efek majemuk mikroevolusi. Hal ini
diklaim tidak ada perbedaan mendasar yang dibuat antara mikro dan makro, dengan
satu-satunya perbedaan antara mereka sebagai salah satu waktu dan skala.
Klaim bahwa evolusi makro hanyalah sebuah
ekstrapolasi mikroevolusi menyebabkan istilah untuk memiliki dua makna yang
berbeda dan untuk digunakan bervariasi dalam literatur.
Dua definisi berikut makroevolusi oleh Arsip
talk.origins mudah menggambarkan bahwa evolusionis mendefinisikan istilah
berbeda dan tetap dalam perdebatan khususnya mengenai apakahspesiasi harus
dianggap sebagai bagian dari makro dari mikroevolusi. Perhatikan bahwa dalam
satu contoh di bawah makroevolusi didefinisikan sebagai proses mampu
menghasilkan fungsional dan struktural perubahan skala besar, dan yang kemudian
sebagai hampir tidak bisa dibedakan darimikroevolusi (evolusi di tingkat
spesies).
Arsip
talk.origins Definisi:
• Dalam teori evolusi itu sehingga memerlukan
nenek moyang yang sama, keturunan dengan modifikasi, keterkaitan silsilah dari
semua kehidupan, transformasi spesies, fungsional dan struktural perubahan
skala besar, dll
• Batas antara makro dan mikro-adalah fuzzy,
karena beberapa peneliti lebih memilih untuk memasukkan spesiasi dalam mikro
dan lain-lain alasan-bahwa hanya makro-proses yang memberikan acara khas adalah
spesiasi. Speciation events are thus, to many scientists, examples of
macroevolution. peristiwa Spesiasi demikian, untuk banyak ilmuwan, contoh
makroevolusi.
Microevolution Sepanjang sebagian
besar abad ke-20, para peneliti mengembangkan teori evolusi sintetis terutama
difokuskan pada mikroevolusi, Yang merupakan perubahan genetik sedikit selama
beberapa generasi dalam suatu populasi. Sampai tahun 1970-an, secara umum
berpikir bahwa perubahan ini dari generasi ke generasi menunjukkan bahwa
spesies terakhir berevolusi secara bertahap menjadi spesies lain selama jutaan
tahun. gradualism model perubahan
bertahap jangka panjang biasanya disebut sebagai gradualisme atau gradualisme
phyletic.
Daftar Pustaka
Donald C
Johanson. 2007. Becoming Human.
Magnus
Karlsson. 2010. Evolution in Changing Environments Revealed by Fire
Melanism in Pygmy Grasshoppers.
Neil
A. Campbell, Jane B. Reece, Lawrence G, Mitcell. 2003. Biologi.Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar